Get to know more about us

Product walkthrough, trial, POCs, enterprise offering, support and more. Speak with one of our specialists.

Share your details
Thank you! Your submission has been received!
Oops! Something went wrong while submitting the form.
By contacting us, you agree to our Terms of service and Privacy Policy

IFM (Improved Forest Management): Solusi Pengelolaan Hutan Berkelanjutan

Climate changes

IFM - Improved Forest Management

Improved Forest Management (IFM): Strategi Kunci Menyelamatkan Hutan dan Iklim Global

Di tengah meningkatnya krisis iklim dan hilangnya hutan alam yang masif, dunia dituntut untuk mencari solusi nyata dalam menjaga ekosistem hutan yang masih tersisa. Pengelolaan hutan yang tidak berkelanjutan telah menjadi salah satu penyumbang utama emisi gas rumah kaca, serta mempercepat hilangnya keanekaragaman hayati yang penting bagi stabilitas ekologi global. Dalam kondisi ini, pendekatan yang hanya berfokus pada penanaman kembali atau rehabilitasi hutan baru sering kali belum cukup efektif dan memerlukan waktu yang lama. Oleh karena itu, strategi yang berfokus pada perbaikan cara kita mengelola hutan yang sudah ada menjadi sangat penting. Di sinilah konsep Improved Forest Management (IFM) hadir sebagai salah satu solusi paling strategis.

Apa Itu Improved Forest Management (IFM)?

Improved Forest Management (IFM) adalah pendekatan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan keberlanjutan pengelolaan hutan alam yang telah ada, bukan dengan menanam hutan baru atau merehabilitasi lahan gundul, melainkan melalui pengelolaan yang lebih baik atas hutan-hutan yang saat ini sedang digunakan. Pendekatan ini mencakup beragam kegiatan mulai dari pengurangan dampak penebangan, peningkatan regenerasi alami, hingga pemeliharaan keanekaragaman hayati.

IFM lahir dari kesadaran bahwa hutan alam yang dikelola secara tidak efisien menyumbang emisi gas rumah kaca yang signifikan, serta kehilangan nilai-nilai ekologis penting. Dalam konteks pengendalian perubahan iklim, IFM menjadi pendekatan yang krusial karena mampu mengurangi emisi dari sektor kehutanan secara langsung melalui perbaikan praktik di lapangan.

Mengapa IFM Penting dalam Konteks Perubahan Iklim?

Hutan memainkan peran penting sebagai penyerap karbon, menyimpan karbon dalam biomassa dan tanahnya. Namun ketika pengelolaan hutan dilakukan secara serampangan, seperti penebangan tanpa perencanaan atau pembukaan jalur logging yang merusak, potensi penyerapan karbon tersebut bisa hilang, bahkan berbalik menjadi sumber emisi.

IFM hadir sebagai jawaban atas tantangan ini. Dengan mengadopsi praktik yang lebih ramah lingkungan dan efisien, IFM mampu menurunkan emisi dari aktivitas pengelolaan hutan. Hal ini membuat IFM menjadi bagian yang tak terpisahkan dari skema mitigasi perubahan iklim global, termasuk dalam mekanisme REDD+ (Reducing Emissions from Deforestation and Forest Degradation), yang bertujuan untuk memberikan insentif kepada negara berkembang agar menjaga dan mengelola hutannya dengan lebih baik.

Lebih dari sekadar pengurangan emisi, IFM juga memperkuat ketahanan hutan terhadap dampak perubahan iklim itu sendiri. Hutan yang dikelola dengan baik lebih mampu menahan tekanan dari cuaca ekstrem, kekeringan, dan penyakit.

Praktik-praktik Kunci dalam Improved Forest Management

Pengelolaan hutan yang lebih baik melibatkan serangkaian teknik dan kebijakan yang saling terkait. Beberapa praktik utama dalam IFM antara lain:

Dengan menerapkan pendekatan-pendekatan tersebut, kualitas hutan dapat meningkat dari waktu ke waktu. Ini tidak hanya menjaga fungsi ekologis hutan, tetapi juga meningkatkan produktivitasnya secara ekonomi tanpa mengorbankan kelestarian.

Manfaat IFM Bagi Lingkungan dan Komunitas

IFM memberikan banyak manfaat baik dari sisi lingkungan maupun sosial ekonomi. Secara lingkungan, pengelolaan hutan yang lebih baik dapat menjaga keanekaragaman hayati yang sangat tinggi di hutan tropis, melindungi kualitas tanah dan air, serta mempertahankan fungsi-fungsi ekosistem penting lainnya.

Dari sisi sosial, IFM dapat membuka peluang partisipasi masyarakat adat dan lokal dalam proses pengelolaan, pengawasan, hingga distribusi manfaat. Pendekatan ini juga mendukung keberlanjutan ekonomi melalui pengembangan hasil hutan bukan kayu, seperti madu hutan, rotan, getah, dan tanaman obat-obatan.

Selain itu, IFM juga berkontribusi dalam menciptakan lapangan kerja lokal, membangun kapasitas masyarakat, dan memperkuat sistem kelembagaan di tingkat tapak. Dalam jangka panjang, hal ini berpotensi memperbaiki kualitas hidup masyarakat sekitar hutan.

Tantangan dalam Implementasi IFM

Meskipun menjanjikan, pelaksanaan IFM di lapangan tidak lepas dari berbagai tantangan. Salah satu tantangan utama adalah keterbatasan data dan sistem pemantauan yang akurat. Tanpa data yang memadai, akan sulit untuk mengukur efektivitas perubahan manajemen yang dilakukan.

Selain itu, banyak kawasan hutan yang masih menghadapi konflik tenurial atau kepemilikan lahan yang belum jelas, sehingga menyulitkan pelaksanaan program IFM secara berkelanjutan. Kurangnya insentif ekonomi dan kebijakan yang mendukung juga menjadi kendala yang signifikan, terutama di kawasan hutan produksi yang berada di bawah tekanan untuk terus menghasilkan hasil kayu secara maksimal.

Tantangan lainnya adalah keterbatasan kapasitas teknis di tingkat pelaksana. Banyak pengelola hutan belum memiliki pengetahuan atau pelatihan yang cukup dalam menerapkan praktik-praktik IFM secara konsisten. Hal ini menunjukkan perlunya investasi dalam pendidikan dan pelatihan berkelanjutan.

IFM dalam Skema Karbon dan Pembiayaan Iklim

Salah satu terobosan besar dalam mendorong adopsi IFM adalah mengaitkannya dengan skema pasar karbon. Dalam mekanisme ini, hutan yang berhasil mengurangi emisi atau meningkatkan stok karbon dapat memperoleh kredit karbon yang kemudian dijual di pasar internasional.

IFM menjadi salah satu pendekatan yang diakui dalam berbagai standar proyek karbon sukarela seperti Verra (VCS), Gold Standard, dan Plan Vivo. Melalui proyek-proyek tersebut, pengelola hutan bisa mendapatkan pembiayaan dari sektor swasta maupun lembaga donor, yang kemudian digunakan untuk memperkuat program IFM di lapangan.

Namun demikian, integritas data dan transparansi pelaporan menjadi kunci utama dalam memastikan bahwa manfaat dari proyek karbon IFM benar-benar terwujud. Oleh karena itu, diperlukan sistem pengawasan dan verifikasi yang kuat agar kredit karbon yang dihasilkan benar-benar mencerminkan dampak positif terhadap iklim.

Masa Depan Improved Forest Management

Ke depan, IFM akan semakin relevan seiring dengan meningkatnya tekanan terhadap hutan tropis dan kebutuhan mendesak untuk menahan laju perubahan iklim. Inovasi teknologi akan memainkan peran penting dalam mendukung pengelolaan hutan yang lebih efektif.

Pemanfaatan teknologi seperti drone, sensor berbasis satelit, serta artificial intelligence untuk analisis data hutan akan menjadi standar baru dalam pengelolaan hutan modern. Salah satu contoh implementasi teknologi pemantauan hutan adalah platform CarbonAtlas yang dikembangkan oleh Jejakin, yang memungkinkan pelacakan stok karbon secara real-time dan berbasis peta digital. Teknologi ini membuka kemungkinan baru dalam verifikasi dampak proyek IFM secara lebih transparan dan efisien.

Integrasi IFM ke dalam kebijakan nasional juga menjadi faktor kunci keberhasilannya. Pemerintah perlu memasukkan prinsip-prinsip IFM ke dalam perencanaan pembangunan, seperti dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) maupun dokumen kontribusi nasional terhadap perubahan iklim (NDC).

Terakhir, kolaborasi antara sektor publik, swasta, LSM, dan komunitas lokal perlu terus diperkuat. Hanya dengan pendekatan multipihak, IFM dapat diimplementasikan secara luas dan memberikan dampak jangka panjang yang berkelanjutan.

More Insights

Driving Positive Impact Across Key Global Goals

Jejakin’s green programs combine high-tech monitoring, biodiversity restoration, and community-led initiatives to deliver powerful, sustainable change across ecosystems.