Get to know more about us

Product walkthrough, trial, POCs, enterprise offering, support and more. Speak with one of our specialists.

Share your details
Thank you! Your submission has been received!
Oops! Something went wrong while submitting the form.
By contacting us, you agree to our Terms of service and Privacy Policy

LCA Membantu Melihat Jejak Produk di Setiap Langkahnya

Sustainable living

Menelusuri Perjalanan Sebuah Produk

Setiap kali kita membeli sebuah produk, sering kali perhatian kita hanya tertuju pada harga, kualitas, atau desainnya. Namun, di balik setiap barang yang kita gunakan, ada kisah panjang yang jarang kita ketahui, mulai dari bahan baku yang diambil dari alam, proses produksi, penggunaan, hingga akhirnya menjadi limbah. Di sinilah Life Cycle Assessment (LCA) hadir sebagai metode yang membantu kita melihat gambaran besar, memetakan dampak produk dari awal hingga akhir perjalanannya.

Dengan memahami LCA, kita dapat menilai bukan hanya nilai ekonomis, tetapi juga dampak lingkungan dari produk yang kita konsumsi. Hal ini membuat kita lebih sadar bahwa setiap pilihan pembelian adalah sebuah keputusan yang memengaruhi bumi kita.

Mengenal LCA dalam Bahasa Sederhana

LCA, atau Life Cycle Assessment, adalah metode untuk mengukur dampak lingkungan dari suatu produk sepanjang siklus hidupnya. Metode ini menggambarkan perjalanan sebuah produk, mulai dari tahap ekstraksi bahan baku, proses produksi, penggunaan, hingga pada akhirnya dibuang atau didaur ulang.

Bedanya dengan laporan lingkungan biasa, LCA memeriksa semua tahapan, sehingga kita mendapatkan gambaran yang utuh. Metode ini membantu mengidentifikasi titik-titik kritis di mana dampak terbesar terjadi, sehingga perbaikan bisa dilakukan di tahap yang tepat. Bahkan, LCA kini banyak digunakan tidak hanya oleh ilmuwan dan pemerintah, tetapi juga oleh brand besar yang ingin membuktikan komitmen keberlanjutan mereka.

Perjalanan Produk dari Awal Hingga Akhir

Setiap produk memiliki perjalanan yang kompleks. Dalam LCA, perjalanan ini biasanya dibagi menjadi empat tahap besar.

Tahap pertama adalah ekstraksi bahan baku, di mana sumber daya alam diambil untuk menjadi komponen produk. Misalnya, pembuatan botol plastik membutuhkan minyak bumi, sementara botol stainless steel memerlukan penambangan bijih logam. Tahap ini seringkali menjadi salah satu penyumbang terbesar jejak karbon karena aktivitas penambangan dan pengolahan bahan mentah membutuhkan energi dalam jumlah besar, menghasilkan emisi gas rumah kaca, serta berpotensi menimbulkan kerusakan ekosistem.

Tahap kedua adalah produksi dan distribusi. Proses produksi melibatkan penggunaan energi, air, dan bahan kimia. Distribusi juga memberikan kontribusi dampak, terutama jika pengiriman dilakukan lintas benua dengan transportasi yang menghasilkan emisi tinggi.

Tahap ketiga adalah penggunaan. Pada produk elektronik, misalnya, tahap penggunaan bisa menyumbang dampak besar karena konsumsi energi selama bertahun-tahun. Sebaliknya, pada produk seperti pakaian, dampak di tahap penggunaan lebih banyak berasal dari proses pencucian dan perawatan.

Tahap terakhir adalah pembuangan atau daur ulang. Pada titik ini, nasib dari produk tersebut ditentukan: apakah barang tersebut akan berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA), atau diberi kesempatan untuk "hidup" kembali melalui daur ulang. Namun, tantangannya adalah tidak semua bahan mudah didaur ulang, sehingga banyak produk yang akhirnya menumpuk di TPA. Hal ini menjadi kekhawatiran tersendiri, dan juga mendorong konsep ekonomi sirkular, di mana produk dirancang agar dapat digunakan kembali atau didaur ulang secara optimal, mengurangi sampah dan dampak lingkungan secara keseluruhan. [Ref].

Mengapa LCA Penting untuk Bisnis dan Konsumen

Bagi bisnis, LCA adalah pendekatan strategis yang dapat membantu mengurangi biaya operasional dan memenuhi regulasi lingkungan. Dengan mengetahui titik-titik dampak terbesar, perusahaan dapat mengambil langkah untuk menguranginya misalnya beralih ke energi terbarukan di pabrik , atau menggunakan bahan baku yang lebih ramah lingkungan.

Dari sisi konsumen, LCA memberikan informasi yang lebih transparan. Konsumen dapat membandingkan produk bukan hanya dari sisi harga dan kualitas, tetapi juga dari seberapa besar dampaknya terhadap lingkungan. Dengan begitu, konsumen dapat menggunakan produk yang lebih ramah lingkungan dan bertanggung jawab.  

Selain itu, transparansi ini juga membangun kepercayaan antara brand dan pelanggan. Saat sebuah perusahaan secara terbuka membagikan hasil LCA mereka, hal itu menunjukkan komitmen nyata terhadap keberlanjutan, bukan sekadar kampanye marketing hijau.

Kisah Nyata dari Hasil LCA

Dalam produksi pangan, energi menjadi faktor penting yang sering luput dari perhatian. Misalnya pada pembuatan nanas kaleng di Indonesia—mulai dari pengupasan hingga pendinginan, setiap tahap menggunakan energi dalam jumlah besar, baik untuk menggerakkan mesin maupun menghasilkan uap panas. Inilah yang kemudian dihitung melalui LCA untuk melihat jejak lingkungannya.

Penelitian LCA di salah satu pabrik di Sumatera tersebut menemukan bahwa proses ini memberikan dampak lingkungan berupa GWP (Global Warming Potential) sebesar 0,0514 kg CO₂-eq/kg produk, potensi pengasaman sebesar 0,000262 kg SO₂-eq/kg, dan potensi eutrofikasi sebesar 0,000201 kg PO₄-eq/kg. Salah satu alternatif perbaikan adalah penggunaan panel surya untuk memasok energi, yang mampu mengurangi GWP hingga 71,8%, sementara pemanfaatan limbah padat menjadi jus konsentrat dapat mengurangi hampir 99% dampak lingkungan[Ref].

Peran Kita dalam Mendukung Keberlanjutan

Sebagai konsumen, kita juga punya peran penting. Kita bisa mulai dengan memilih produk yang memiliki informasi LCA atau sertifikasi lingkungan. Selain itu, memperpanjang umur pakai barang juga merupakan langkah efektif, misalnya dengan memperbaiki barang yang rusak daripada langsung membeli yang baru.

Kita juga bisa mendukung brand yang terbuka mengenai proses produksinya. Semakin banyak konsumen yang memilih brand berkomitmen tinggi terhadap keberlanjutan, semakin besar dorongan bagi industri untuk berubah.

Tidak kalah penting, kita perlu membiasakan diri untuk mempertanyakan asal-usul dan akhir perjalanan produk yang kita beli. Pertanyaan sederhana seperti “Dari mana bahan ini berasal?” atau “Akan ke mana barang ini setelah tidak terpakai?” dapat membantu kita membuat keputusan yang lebih bijak.

Kesimpulan

Life Cycle Assessment bukan sekadar metode analisis teknis, namun juga berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan konsumen, bisnis, dan lingkungan dalam satu kesadaran bersama. Dengan melihat perjalanan produk dari awal hingga akhir, kita memahami bahwa setiap keputusan pembelian adalah bentuk partisipasi kita dalam menjaga atau merusak bumi.

Di era di mana isu lingkungan semakin mendesak, memahami LCA berarti mempersenjatai diri kita dengan pengetahuan untuk membuat pilihan yang lebih baik. Mulailah dari langkah kecil: pilih produk yang lebih bertanggung jawab, dukung perusahaan yang transparan, dan gunakan barang dengan bijak. Karena pada akhirnya, keberlanjutan adalah tanggung jawab bersama.

More Insights

Driving Positive Impact Across Key Global Goals

Jejakin’s green programs combine high-tech monitoring, biodiversity restoration, and community-led initiatives to deliver powerful, sustainable change across ecosystems.