Product walkthrough, trial, POCs, enterprise offering, support and more. Speak with one of our specialists.
Policy and industry News
Lautan kita sungguh luar biasa! Mereka menutupi sebagian besar planet kita, adalah rumah bagi makhluk-makhluk menakjubkan, dan menyediakan sumber daya vital bagi kita. Selama bertahun-tahun, berbagai negara telah bekerja sama untuk mengelola dan melindungi hamparan biru yang luas ini. Inti dari upaya-upaya ini adalah Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut atau United Nations Convention on the Law of the Sea (UNCLOS), yang sering disebut "Konstitusi untuk Lautan."
Bayangkan sebuah buku aturan global untuk lautan – itulah esensi UNCLOS! Ditandatangani oleh lebih dari 160 negara, konvensi ini menetapkan kerangka kerja untuk segala hal mulai dari pelayaran dan navigasi hingga perlindungan lingkungan laut dan penggunaan sumber daya laut.
Konvensi ini mendefinisikan hal-hal seperti perairan teritorial, di mana suatu negara memiliki kedaulatan penuh, dan zona ekonomi eksklusif (ZEE), di mana suatu negara memiliki hak khusus untuk menjelajahi dan menggunakan sumber daya laut. UNCLOS telah berperan penting dalam menciptakan ketertiban dan mencegah konflik di lautan selama beberapa dekade.
Meskipun UNCLOS telah sangat berhasil, masih ada celah: bagaimana kita melindungi laut lepas? Ini adalah area laut yang luas di luar yurisdiksi nasional negara mana pun. Mereka sangat beragam dan krusial bagi kesehatan planet kita, tetapi mereka menghadapi ancaman yang berkembang dari polusi, penangkapan ikan berlebihan, dan perubahan iklim.
Masuklah Perjanjian Keanekaragaman Hayati di Luar Yurisdiksi Nasional atau Biodiversity Beyond National Jurisdiction (BBNJ) yang inovatif! Perjanjian bersejarah ini, yang baru-baru ini diadopsi, adalah alat baru yang ampuh yang dibangun di atas UNCLOS. Perjanjian ini bertujuan untuk melindungi kehidupan laut dan ekosistem di area yang sebelumnya kurang diatur ini. Anggap saja ini sebagai UNCLOS yang mendapatkan peningkatan yang kuat untuk mengatasi tantangan spesifik di laut lepas.
Perjanjian BBNJ berfokus pada beberapa bidang utama:
· Kawasan Lindung Laut (MPA) di Laut Lepas: Untuk pertama kalinya, kita akan memiliki kerangka kerja yang jelas untuk menetapkan dan mengelola kawasan lindung di perairan internasional, melindungi habitat dan spesies vital.
· Penilaian Dampak Lingkungan: Sebelum kegiatan baru (seperti eksplorasi penambangan laut dalam) dapat terjadi di laut lepas, potensi dampak lingkungannya perlu dinilai secara menyeluruh.
· Pembagian Sumber Daya Genetik Laut: Perjanjian ini menetapkan sistem yang lebih adil untuk berbagi manfaat dari sumber daya genetik laut yang ditemukan di laut lepas, mengakui mereka sebagai warisan bersama.
· Peningkatan Kapasitas dan Transfer Teknologi: Perjanjian ini mendorong kerja sama untuk membantu negara-negara berkembang berpartisipasi dalam penelitian ilmiah kelautan dan melindungi lingkungan laut mereka.
Perjanjian BBNJ, bekerja sama dengan UNCLOS, merupakan langkah maju yang besar untuk konservasi laut. Melihat pentingnya perjanjian BBNJ ini, Indonesia telah meratifikasi Perjanjian Internasional (BBNJ).
Hal itu diungkapkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono pada Konferensi Kelautan PBB ketiga (UNOC-3) yang digelar di Nice, Prancis. Lewat perjanjian ini, Indonesia bergabung dengan lebih dari 40 negara lain dalam koalisi global "Aquatic Blue Food Coalition" untuk melindungi keanekaragaman hayati laut di wilayah laut bebas atau di luar yurisdiksi nasional.
Ratifikasi ini secara resmi dituangkan melalui Peraturan Presiden No.67 Tahun 2025 pada tanggal 4 Juni 2025. Dalam pertemuan UNOC-3, Indonesia juga menyerahkan dokumen ratifikasi kepada PBB, menandai posisi Indonesia sebagai negara ke-51 yang bergabung dalam perjanjian penting ini.
Langkah ini bukan hanya simbolis. Menurut pemerintah, ratifikasi BBNJ merupakan bentuk nyata komitmen Indonesia dalam menjaga laut sebagai sumber kehidupan, kesejahteraan, dan kekayaan bangsa. Perjanjian ini diyakini bisa memberikan perlindungan terhadap ekosistem laut dari pencemaran dan eksploitasi berlebihan, serta membuka peluang ekonomi baru lewat pengembangan teknologi dan bioteknologi kelautan.
Sebelumnya, Deputi Kemenko Maritim dan Investasi Marves, Jodi Mahardi pada Juni 2024, menyebut implementasi BBNJ bisa menjadi pendorong ekonomi biru Indonesia. Bahkan, sektor ini berpotensi tumbuh menjadi industri bernilai miliaran dolar. Namun, agar potensi ini benar-benar terwujud, dibutuhkan langkah strategis seperti penguatan regulasi, pengembangan SDM, riset, teknologi, serta keterlibatan aktif dari sektor swasta dan masyarakat luas.
Selain memberikan perlindungan, BBNJ juga membuka jalan bagi kerja sama internasional dalam pembentukan kawasan konservasi laut global di wilayah laut bebas. Ini menjadi langkah strategis untuk mencegah eksploitasi yang merusak dan mempercepat pemulihan ekosistem laut yang sudah terdegradasi.
Ratifikasi ini bukan akhir, tapi awal dari komitmen bersama. Bukan hanya pemerintah, para peneliti, dan akademisi—masyarakat, pelajar, hingga pelaku usaha pun bisa turut andil dalam menjaga kekayaan laut Indonesia. Saatnya kita bersama-sama mendukung implementasi BBNJ demi laut yang sehat, lestari, dan menguntungkan untuk generasi sekarang dan mendatang.
Jejakin’s green programs combine high-tech monitoring, biodiversity restoration, and community-led initiatives to deliver powerful, sustainable change across ecosystems.