Product walkthrough, trial, POCs, enterprise offering, support and more. Speak with one of our specialists.

Climate changes

Menurut laporan High Conservation Value Resource Network, lebih dari 85 persen ekosistem global yang tersisa membutuhkan perlindungan berbasis nilai konservasi tinggi, namun belum semuanya memiliki standar pengelolaan yang jelas.
HCV atau High Conservation Value adalah konsep yang digunakan untuk mengidentifikasi wilayah yang memiliki nilai ekologis, sosial, atau budaya yang sangat penting. Sementara HCSA atau High Carbon Stock Approach adalah metode untuk membedakan area hutan yang harus dilindungi dari area yang dapat dikembangkan secara berkelanjutan.
Keduanya sering digunakan bersama karena memberi kerangka kerja yang komprehensif dalam menjaga fungsi ekologis, mengurangi risiko deforestasi, dan memastikan pembangunan tidak mengorbankan pentingnya keanekaragaman hayati

IPBES melaporkan bahwa sekitar 1 juta spesies terancam punah akibat aktivitas manusia dan perubahan penggunaan lahan. Kondisi ini menunjukkan perlunya standar yang mampu menilai dan melindungi wilayah sensitif sebelum kerusakan terjadi.
HCV dan HCSA membantu perusahaan, pemerintah, dan lembaga konservasi memastikan area penting bagi spesies langka, koridor satwa, sumber air, hingga area bernilai budaya tetap terjaga. Dengan standar ini, keputusan terkait pemanfaatan lahan menjadi lebih transparan dan berbasis sains.
Laporan dari HCVRN menjelaskan bahwa kategori HCV mencakup semua aspek penting dari ekologi sampai perlindungan budaya masyarakat lokal. Enam kategori HCV meliputi:
Semua kategori ini memberikan sudut pandang holistik agar perlindungan tidak hanya berfokus pada satu aspek tetapi seluruh fungsi ekologis dan sosial.
Global Forest Watch mencatat bahwa dunia kehilangan lebih dari 3,7 juta hektare hutan primer pada tahun 2023. Angka ini menunjukkan betapa pentingnya mekanisme pencegahan deforestasi.
HCSA membantu memetakan hutan berdasarkan stok karbon untuk menentukan bagian yang harus dilindungi dan bagian yang masih dapat dikembangkan. Pendekatan ini mendukung strategi no deforestation yang semakin banyak diterapkan di industri kelapa sawit, pulp, karet, dan komoditas lainnya.
HCV berfokus pada nilai konservasi, sedangkan HCSA berfokus pada stok karbon dan risiko deforestasi. Jika digunakan bersama, keduanya memberikan gambaran lengkap mengenai nilai ekologis, risiko iklim, serta perlindungan sosial.
Inilah alasan banyak perusahaan global menjadikannya standar wajib sebelum membuka lahan.
UNEP mencatat bahwa salah satu tantangan terbesar konservasi global adalah kesenjangan informasi di tingkat tapak. Beberapa hambatan yang sering ditemui antara lain:
Dengan kemajuan teknologi pemetaan dan kolaborasi multipihak, banyak tantangan ini kini mulai teratasi.
World Resources Institute menjelaskan bahwa perusahaan yang menerapkan perlindungan ekosistem cenderung memiliki risiko operasional yang lebih rendah dan reputasi yang lebih baik.
Manfaat penerapan HCV dan HCSA antara lain:
Bagi masyarakat, standar ini membantu menjaga wilayah yang penting untuk kehidupan sehari hari serta memastikan suara mereka dilibatkan dalam keputusan penggunaan lahan..
Meskipun HCV dan HCSA lebih sering digunakan pada level perusahaan atau pemerintah, masyarakat tetap memiliki peran penting. Beberapa langkah sederhana:
Kesadaran publik memberikan dorongan agar industri tetap transparan dan bertanggung jawab.
HCV dan HCSA bukan sekadar istilah teknis. Keduanya adalah alat penting untuk menjaga keanekaragaman hayati, mengurangi risiko iklim, dan memastikan pembangunan dilakukan secara bijaksana. Dengan memahami standar ini, kita menyadari bahwa perlindungan alam adalah tanggung jawab bersama.






















Jejakin’s green programs combine high-tech monitoring, biodiversity restoration, and community-led initiatives to deliver powerful, sustainable change across ecosystems.








