Get to know more about us

Product walkthrough, trial, POCs, enterprise offering, support and more. Speak with one of our specialists.

Share your details
Thank you! Your submission has been received!
Oops! Something went wrong while submitting the form.
By contacting us, you agree to our Terms of service and Privacy Policy

Taksonomi Hijau: Panduan untuk Bisnis Berkelanjutan

Sustainable living

Apa itu Taksonomi Hijau?

Memahami Taksonomi Hijau

Taksonomi Hijau adalah sistem klasifikasi yang digunakan untuk menentukan apakah suatu kegiatan ekonomi dapat dianggap berkontribusi pada lingkungan yang berkelanjutan tujuan. Konsep ini muncul sebagai tanggapan terhadap kebutuhan global untuk mengatasi perubahan iklim dan mempercepat transisi ke ekonomi rendah karbon.

Taksonomi ini berbeda dari inisiatif lingkungan lainnya dengan menyediakan kerangka kerja yang terukur, konsisten, dan ilmiah untuk mengklasifikasikan kegiatan ekonomi. Ini tidak hanya berlaku untuk perusahaan besar tetapi juga relevan untuk usaha kecil dan menengah (UKM) yang ingin mengadopsi prinsip-prinsip keberlanjutan.

Tujuan dan Manfaat

Taksonomi Hijau memiliki berbagai tujuan strategis, salah satunya adalah untuk menciptakan transparansi pasar dan mencegah praktik greenwashing. Bagi perusahaan, kehadiran taksonomi ini membantu pengambilan keputusan investasi yang bertanggung jawab dan memungkinkan bisnis untuk menilai dan melaporkan dampak lingkungan dari operasi mereka.

Investor mendapatkan kejelasan tentang apakah investasi mereka benar-benar mendukung ekonomi hijau. Regulator dan masyarakat juga memperoleh dasar untuk secara objektif mengevaluasi dan memantau komitmen lingkungan perusahaan. Taksonomi ini adalah alat penting untuk mencapai target emisi nol bersih dan membangun ekonomi yang berkelanjutan.

Prinsip Inti

Agar suatu kegiatan dapat diklasifikasikan sebagai hijau, ia harus memenuhi beberapa kriteria, antara lain:

  1. Berkontribusi secara substansif untuk setidaknya satu tujuan lingkungan (mis. mitigasi perubahan iklim, adaptasi iklim, penggunaan sumber daya berkelanjutan).
  2. Tidak menyebabkan kerusakan signifikan terhadap tujuan lingkungan lainnya (Do No Significant Harm atau prinsip DNSH).
  3. Mematuhi praktik tata kelola yang baik, termasuk ESG Prinsip (Lingkungan, Sosia, dan Tata Kelola).

Peraturan dan Kebijakan di Indonesia

Di Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OAK) merilis Taksonomi Hijau Indonesia pada tahun 2022. Dokumen ini berfungsi sebagai pedoman untuk mengklasifikasikan sektor dan kegiatan ekonomi yang mendukung perlindungan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan.

Taksonomi Indonesia selaras dengan standar internasional seperti Taksonomi Hijau Uni Eropa tetapi disesuaikan dengan konteks nasional. Pemerintah juga berperan aktif dalam memberikan dukungan kebijakan, insentif fiskal, dan penguatan regulasi.

Sektor Tercakup dalam Taksonomi Hijau

Beberapa sektor prioritas yang termasuk dalam Taksonomi Hijau adalah:

Langkah Awal bagi Perusahaan untuk Menerapkan Taksonomi Hijau

Perusahaan yang bertujuan untuk mengadopsi Taksonomi Hijau harus dimulai dengan:

  1. Menilai posisi keberlanjutan mereka saat ini.
  2. Mengidentifikasi kegiatan bisnis yang sesuai dengan klasifikasi hijau.
  3. Mengembangkan sistem pelaporan yang transparan dan kredibel, termasuk pengungkapan risiko lingkungan dan kinerja hijau.

Strategi untuk Mengintegrasikan Taksonomi Hijau ke dalam Operasi Bisnis

Mengintegrasikan taksonomi ke dalam strategi bisnis membutuhkan penyesuaian model bisnis dan pengembangan kebijakan internal yang selaras dengan keberlanjutan. Pelatihan karyawan dan pengembangan kapasitas sumber daya manusia sangat penting sehingga seluruh organisasi memahami dan mendukung proses transformasi.

Tantangan dan Hambatan Implementasi

Beberapa tantangan yang dihadapi oleh perusahaan meliputi:

Studi Kasus Perusahaan yang Mengadopsi Taksonomi Hijau

Perusahaan Lokal - PT Pertamina Geothermal Energy

PT Pertamina Geothermal Energy mengembangkan proyek energi panas bumi terbarukan yang diklasifikasikan sebagai hijau oleh Taksonomi OJK. Perusahaan ini merupakan pelopor dalam mendukung bauran energi Indonesia melalui teknologi rendah karbon.[Referensi]

Perusahaan Global - Enel (Italia)

Enel, sebuah perusahaan energi multinasional yang berbasis di Italia, mengadopsi Taksonomi Uni Eropa untuk melaporkan kegiatan hijau dan meningkatkan transparansi bagi investor. Enel adalah pemimpin dalam menerbitkan obligasi hijau dan mengembangkan energi terbarukan skala besar.[Referensi]

Hasil dan Takeaways Utama

Perusahaan yang berhasil menerapkan taksonomi menunjukkan keunggulan kompetitif di pasar, akses yang lebih mudah ke pembiayaan hijau, dan citra merek yang lebih positif.

Peran Lembaga Keuangan dan Investor

Lembaga keuangan memainkan peran penting dalam mempromosikan adopsi Taksonomi Hijau dengan:

Teknologi Pendukung untuk Implementasi Taksonomi Hijau

Teknologi memainkan peran penting dalam mendukung proses pelaporan dan pemantauan, termasuk:

Masa Depan Taksonomi Hijau di Indonesia

Taksonomi Hijau di Indonesia akan terus berkembang seiring penguatan regulasi dan pertumbuhan pasar produk hijau. Inovasi dalam energi terbarukan, keuangan berkelanjutan, dan kolaborasi lintas sektor akan menjadi kunci untuk mempercepat adopsi.

Rekomendasi untuk Perusahaan

Kesimpulan

Taksonomi Hijau bukan hanya alat klasifikasi, tetapi kerangka kerja strategis untuk membantu perusahaan bertransformasi menuju bisnis yang berkelanjutan. Semakin cepat suatu perusahaan mengambil tindakan, semakin besar peluangnya untuk tumbuh secara inklusif dan tetap kompetitif di era ekonomi hijau.

FAQ (Pertanyaan yang Sering Diajukan)

  1. Apa itu Taksonomi Hijau? Taksonomi Hijau adalah sistem klasifikasi untuk kegiatan ekonomi yang mendukung kelestarian lingkungan.
  2. Apakah bisnis kecil perlu mengadopsinya? Ya, bahkan dalam skala yang lebih kecil, bisnis dapat menyesuaikan prinsip-prinsip taksonomi dengan kapasitas mereka.
  3. Bagaimana Anda melaporkan kegiatan hijau? Dengan mengadopsi kerangka pelaporan keberlanjutan seperti GRI dan termasuk klasifikasi dari Taksonomi Hijau.
  4. Apa peran OJK dalam Taksonomi Hijau? OJK mengembangkan Taksonomi Hijau Indonesia dan mengawasi implementasinya di sektor keuangan.
  5. Apakah ada insentif untuk perusahaan yang patuh? Ya, insentif seperti pembiayaan yang terjangkau, fasilitasi investasi, dan pengakuan pasar menjadi tersedia dari regulator dan investor.

More Insights

Driving Positive Impact Across Key Global Goals

Jejakin’s green programs combine high-tech monitoring, biodiversity restoration, and community-led initiatives to deliver powerful, sustainable change across ecosystems.