Product walkthrough, trial, POCs, enterprise offering, support and more. Speak with one of our specialists.
Sustainable living
Social Return on Investment (SROI) adalah kerangka analisis yang digunakan untuk mengukur nilai sosial, lingkungan, dan ekonomi yang diciptakan oleh program atau investasi. Tidak seperti Return on Investment (ROI) tradisional, yang berfokus hanya pada keuntungan finansial, SROI memonetisasi dampak non-keuangan. Pendekatan ini memungkinkan organisasi untuk mengevaluasi berapa banyak nilai sosial yang diciptakan untuk setiap unit mata uang yang diinvestasikan.
Di era di mana keberlanjutan adalah prioritas utama, bisnis dan organisasi sosial tidak lagi dinilai semata-mata dari keuntungan. Para pemangku kepentingan — dari investor hingga konsumen — menuntut transparansi dan akuntabilitas. Mengukur dampak sosial melalui SROI membantu organisasi menunjukkan kontribusi nyata mereka kepada masyarakat, meningkatkan kepercayaan dan legitimasi publik.
Konsep SROI pertama kali dikembangkan pada akhir 1990-an oleh Roberts Enterprise Development Fund (REDF), sebuah organisasi nirlaba di Amerika Serikat. Mereka mencari pendekatan yang lebih terukur untuk mengevaluasi efektivitas program pemberdayaan sosial. Sejak itu, metodologi SROI telah berkembang, menggabungkan prinsip-prinsip ekonomi sosial dan analisis biaya-manfaat.
Saat ini, SROI telah diadopsi oleh berbagai lembaga internasional, termasuk PBB dan Bank Dunia, sebagai alat standar untuk mengevaluasi dampak sosial. Di Eropa, organisasi seperti Social Value UK dan Social Value International mempromosikan SROI sebagai bagian dari praktik bisnis berkelanjutan. Di Asia, negara-negara seperti Jepang dan Singapura mulai mengintegrasikan SROI ke CSR perusahaan kebijakan.
Input mengacu pada semua sumber daya yang dialokasikan untuk suatu program, termasuk dana, waktu, tenaga kerja, dan infrastruktur. Tanpa memetakan masukan ini dengan jelas, menghitung rasio dampak menjadi tidak mungkin.
Output adalah hasil langsung dari suatu program (misalnya, jumlah penerima manfaat), sedangkan hasil mengacu pada perubahan jangka panjang (misalnya, peningkatan kualitas hidup). Hasil adalah fokus utama SROI karena mencerminkan dampak berkelanjutan.
Untuk menerjemahkan dampak sosial menjadi nilai keuangan, diperlukan indikator yang relevan. Misalnya, mengurangi pengangguran dapat diukur dengan peningkatan pendapatan rumah tangga, sementara program kesehatan dapat dinilai dengan mengurangi biaya pengobatan.
Setiap pihak yang terkena dampak program harus terlibat dalam proses evaluasi. Pendekatan partisipatif memastikan bahwa perspektif mereka tercermin dalam analisis dampak.
Kerangka kerja ini memetakan jalur kausal antara kegiatan program dan dampak yang diharapkan. Memahami mekanisme perubahan memungkinkan organisasi untuk mengoptimalkan strategi mereka.
Data kualitatif dan kuantitatif dikumpulkan melalui survei, wawancara, atau studi lapangan. Analisis statistik kemudian digunakan untuk mengukur nilai sosial dalam istilah moneter.
Program beasiswa tidak hanya meningkatkan akses ke pendidikan tetapi juga membantu mengurangi kemiskinan struktural. Sebuah studi di Indonesia menunjukkan bahwa setiap Rp 1 miliar yang diinvestasikan dalam beasiswa menghasilkan pendapatan lulusan Rp3,5 miliar.
Intervensi kesehatan masyarakat seperti vaksinasi massal mengurangi beban ekonomi rumah sakit. SROI membantu pemerintah mengalokasikan anggaran dengan lebih efektif.
Program pelatihan UKM tidak hanya menciptakan lapangan kerja tetapi juga mempromosikan inovasi lokal. Di Jawa Tengah, program pemberdayaan pengrajin batik perempuan menghasilkan SROI 1:4,5 selama tiga tahun.
Pelaporan SROI memudahkan pemangku kepentingan untuk menilai efektivitas program, meningkatkan reputasi organisasi.
Investor semakin tertarik pada proyek-proyek dengan dampak sosial yang terukur. SROI menjadi alat persuasif untuk menarik dana.
Perusahaan yang mengintegrasikan SROI ke dalam strategi bisnis mereka lebih tahan terhadap tantangan sosial dan lingkungan.
Tidak semua dampak sosial mudah dimonetisasi. Misalnya, bagaimana Anda mengukur kebahagiaan atau kohesi sosial secara finansial?
Tanpa metodologi yang ketat, ada risiko mengklaim berlebihan atau mengabaikan hasil negatif yang tidak diinginkan.
Banyak organisasi tidak memiliki kapasitas untuk melakukan analisis SROI secara independen dan sangat bergantung pada konsultan eksternal.
Kemitraan antara pemerintah, sektor swasta, dan akademisi dapat meningkatkan kualitas dan metodologi data.
Membangun kompetensi internal dalam evaluasi dampak mengurangi ketergantungan pada pihak ketiga.
Platform analitik dan AI dapat menyederhanakan pengumpulan data dan perhitungan SROI.
Social Value International memberikan prinsip-prinsip global untuk memastikan konsistensi dalam pelaporan.
Alat seperti “ImpactMapper” dan “Social Value Calculator” memfasilitasi proses analisis.
Konsultan khusus dapat membantu organisasi yang tidak memiliki keahlian internal.
SROI memperkuat pilar “Sosional” dari kerangka kerja ESG, membantu perusahaan memenuhi harapan investor.
Banyak indikator SROI selaras dengan SDGs, seperti pengurangan kemiskinan (SDG 1) dan pendidikan berkualitas (SDG 4).
UU No. 40/2007 tentang Perseroan Terbatas mewajibkan perusahaan besar untuk menerapkan CSR, dimana SROI dapat berfungsi sebagai alat evaluasi.
Pemerintah telah mulai menawarkan tunjangan pajak kepada perusahaan yang berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan.
Investor seperti Mandiri Capital dan ANGIN secara aktif mendanai startup sosial dengan metrik dampak yang jelas.
Alih-alih sumbangan satu kali, perusahaan sekarang menanamkan CSR ke dalam model bisnis inti mereka.
Kecerdasan buatan memungkinkan prediksi hasil sosial yang lebih akurat.
Memadukan data statistik dengan narasi pemangku kepentingan menghasilkan analisis yang lebih holistik.
Mulailah dengan program kecil, kumpulkan data dasar, dan libatkan pemangku kepentingan lebih awal.
Jangan abaikan hasil negatif dan pastikan metodologi yang digunakan transparan.
SROI lebih dari sekadar metrik—ini adalah fondasi strategis untuk pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan di dunia di mana dampak sosial adalah mata uang baru.
Apa perbedaan antara SROI dan ROI tradisional?
ROI mengukur keuntungan finansial, sementara SROI mencakup dampak sosial dan lingkungan.
Apakah SROI hanya untuk organisasi nirlaba?
Tidak. Perusahaan nirlaba juga dapat menggunakan SROI untuk mengevaluasi program CSR atau inisiatif bisnis sosial.
Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menghitung SROI?
Tergantung pada kompleksitas program, dapat memakan waktu dari beberapa minggu hingga beberapa bulan.
Bisakah semua dampak sosial dimonetisasi?
Tidak selalu. Beberapa aspek, seperti kebahagiaan, lebih sulit diukur secara finansial.
Apakah SROI wajib di Indonesia?
Belum diwajibkan secara hukum, tetapi semakin banyak perusahaan yang secara sukarela mengadopsinya.
Jejakin’s green programs combine high-tech monitoring, biodiversity restoration, and community-led initiatives to deliver powerful, sustainable change across ecosystems.