Product walkthrough, trial, POCs, enterprise offering, support and more. Speak with one of our specialists.
Policy and industry News
Dalam upaya mempercepat transisi menuju transportasi ramah lingkungan, Pemerintah Indonesia bersama World Resources Institute (WRI) Indonesia menyelenggarakan Indonesia Zero Emission Heavy-Duty Vehicle Summit 2025 di Jakarta. Acara ini menjadi bagian penting dari rangkaian Road to International Conference on Infrastructure (ICI) 2025 yang akan digelar pada 11–12 Juni 2025.
Dengan mengusung tema “Membentuk Masa Depan Transportasi Barang dan Publik Nol Emisi”, forum ini mempertemukan pemerintah, industri, akademisi, lembaga keuangan, dan masyarakat sipil untuk mendiskusikan elektrifikasi transportasi berat seperti bus dan truk, sebagai strategi utama untuk mencapai target Net Zero Emission 2060.
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menegaskan bahwa transisi dari bahan bakar fosil ke energi terbarukan merupakan langkah strategis demi mencapai kemandirian energi nasional.
“Kendaraan berat memiliki peran vital dalam roda perekonomian Indonesia. Namun, mereka juga menjadi salah satu penyumbang emisi terbesar di sektor transportasi. Untuk itu, dekarbonisasi harus dilakukan secara menyeluruh melalui reformasi sistem pengadaan, pembiayaan, hingga pembangunan infrastruktur pendukung,” ujar AHY dalam pemantauannya, Rabu (28/5/2025).
Selama ini, pemerintah telah mendorong penggunaan kendaraan listrik pribadi lewat berbagai insentif, seperti Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP), pembebasan PPnBM, serta keringanan bea impor. Upaya tersebut membuahkan hasil dengan meningkatnya jumlah kendaraan listrik pribadi dalam beberapa tahun terakhir.
Namun, AHY menggarisbawahi bahwa tantangan besar berikutnya adalah elektrifikasi kendaraan berat—sektor yang menyumbang sekitar 23% dari total emisi CO₂ sektor energi nasional dan merupakan salah satu sumber utama polusi udara. Konsumsi energinya pun tergolong tinggi dan sebagian besar masih mengandalkan bahan bakar fosil impor.
“Kita tidak bisa lagi menunda elektrifikasi untuk bus dan truk. Ini bukan hanya soal mengurangi emisi, tetapi juga soal memperkuat ketahanan energi nasional ke depan,” tegasnya.
Dua Inisiatif Penting Diluncurkan
Pada kesempatan tersebut, dua inisiatif strategis diumumkan:
Rachmat Kaimuddin, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Dasar, menambahkan bahwa pemerintah sedang merancang berbagai insentif dan skema pembiayaan untuk mendorong adopsi kendaraan listrik pribadi. WRI Indonesia mencatat bahwa sektor kendaraan berat menyumbang sekitar 23% emisi CO₂ energi dan sebagian besar masih bergantung pada BBM impor.
Fakta Penting dari Studi WRI Indonesia
Arief Wijaya, Managing Director WRI Indonesia, menekankan bahwa elektrifikasi kendaraan berat adalah peluang besar untuk menurunkan emisi dan biaya operasional. “Kami berharap studi ini dapat menjadi acuan untuk langkah strategis lintas sektor. Kami akan terus mendukung proses transisi ini lewat riset dan advokasi kebijakan,” ujarnya.
Langkah Nyata Menuju Masa Depan Bersih
Melalui IFDA dan hasil riset terbarunya, Indonesia memperkuat komitmen untuk membangun sistem transportasi berat nol emisi yang inklusif dan berbasis data. IFDA akan menjadi ruang sinergi antara pemerintah, pelaku industri, dan penyedia teknologi untuk menjawab tantangan pendanaan dan infrastruktur dalam elektrifikasi truk.
Acara ini turut dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Suzanty Sitorus dari ViriyaENB dan Country Coordinator Drive Electric Campaign, yang turut memberikan pandangan tentang pentingnya transisi energi bersih.
Elektrifikasi truk dan bus bukan hanya soal lingkungan, tetapi juga ketahanan energi nasional,” tegasnya.
Jejakin’s green programs combine high-tech monitoring, biodiversity restoration, and community-led initiatives to deliver powerful, sustainable change across ecosystems.