Product walkthrough, trial, POCs, enterprise offering, support and more. Speak with one of our specialists.
Policy and industry News
LCAM adalah singkatan dari Laporan Capaian Aksi Mitigasi. LCAM merupakan dokumen penting dalam upaya pengendalian perubahan iklim di Indonesia. Dokumen ini berfungsi untuk mencatat, melaporkan, dan mengevaluasi capaian dari aksi mitigasi yang telah dilakukan oleh berbagai pihak, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, pelaku usaha, maupun masyarakat sipil.
Dalam konteks kebijakan nasional, LCAM menjadi alat utama dalam pelaporan kontribusi Indonesia terhadap penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) yang telah dijanjikan melalui Nationally Determined Contribution (NDC). Keberadaan LCAM memastikan bahwa aksi mitigasi yang telah dilaksanakan tidak hanya tercatat secara administratif, tetapi juga dapat diverifikasi dan dievaluasi secara teknis serta digunakan sebagai dasar perumusan kebijakan lanjutan.
LCAM disusun bukan hanya sebagai bentuk pelaporan, tetapi juga sebagai bagian dari strategi nasional pengendalian perubahan iklim. Tujuan utama dari LCAM antara lain:
Dengan tujuan tersebut, LCAM tidak hanya menjadi dokumen administratif, tetapi juga menjadi instrumen strategis dalam mendukung pencapaian target-target pengurangan emisi secara nasional.
Salah satu aspek penting dari LCAM adalah evaluasi terhadap efektivitas dan efisiensi aksi mitigasi yang dilaksanakan. Evaluasi ini mencakup:
Evaluasi ini dilakukan secara periodik dan menggunakan indikator yang telah ditentukan sebelumnya. Hasil evaluasi akan menentukan apakah suatu kegiatan mitigasi layak untuk dilanjutkan, ditingkatkan, atau perlu direvisi.
Setiap aksi mitigasi yang dilaporkan dalam LCAM harus disertai dengan dokumentasi yang lengkap dan valid. Dokumentasi ini mencakup:
Dokumentasi yang baik menjadi dasar kuat dalam proses verifikasi dan penilaian lebih lanjut. Tanpa dokumentasi yang memadai, laporan LCAM tidak dapat diandalkan dan bisa berisiko tidak diterima dalam pelaporan nasional atau internasional.
Verifikasi adalah proses penilaian independen untuk memastikan bahwa informasi yang disampaikan dalam LCAM benar, akurat, dan dapat dipercaya. Tahapan verifikasi meliputi:
Setelah melalui proses penyusunan dan dokumentasi, langkah krusial berikutnya adalah memastikan bahwa seluruh informasi yang dilaporkan benar-benar dapat dipercaya. Di sinilah peran verifikasi menjadi sangat penting. Tanpa proses verifikasi yang objektif dan menyeluruh, laporan LCAM akan kehilangan nilai validitasnya, baik di tingkat nasional maupun internasional. Oleh karena itu verifikasi menjadi elemen yang penting karena beberapa alasan berikut:
Tanpa verifikasi yang kuat, LCAM akan kehilangan fungsinya sebagai alat akuntabilitas dan monitoring yang kredibel.
Dalam era digital, pemanfaatan teknologi dalam pelaporan LCAM menjadi semakin penting. Salah satu contoh platform inovatif yang dapat memperkuat proses monitoring dan verifikasi adalah CarbonAtlas oleh Jejakin. CarbonAtlas adalah sistem digital MRV (Measurement, Reporting, and Verification) yang menggunakan teknologi satelit, drone, sensor IoT, dan aplikasi mobile untuk mendokumentasikan dan memverifikasi proyek mitigasi berbasis alam secara real time.
Platform ini menyediakan berbagai fitur seperti:
Integrasi CarbonAtlas dalam pelaporan LCAM membantu memastikan bahwa kegiatan seperti reforestasi, restorasi mangrove, atau agroforestri memiliki dokumentasi yang valid dan dapat diverifikasi dari jarak jauh. Hal ini sangat mendukung transparansi, efisiensi, dan keandalan dalam proses pelaporan capaian mitigasi.
Salah satu peran strategis LCAM lainnya adalah sebagai dasar pengambilan keputusan dalam perencanaan dan penganggaran pembangunan rendah karbon. Pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah, dapat menggunakan data dari LCAM untuk:
Selain itu, LCAM juga bermanfaat dalam proses integrasi kebijakan pembangunan dengan komitmen perubahan iklim, seperti penyusunan Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi GRK (RAN-GRK) atau Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)[Ref]. Dukungan teknologi seperti CarbonAtlas dapat semakin memperkuat sinergi antara data teknis di lapangan dengan kebijakan yang bersifat strategis.
Dalam menghadapi tantangan perubahan iklim global, Indonesia membutuhkan sistem pelaporan yang kuat, transparan, dan dapat diverifikasi. LCAM menjadi jawaban atas kebutuhan ini. Melalui pelaporan capaian aksi mitigasi yang terstruktur, terdokumentasi, dan tervalidasi, Indonesia dapat menunjukkan komitmennya kepada dunia internasional sekaligus memperkuat koordinasi nasional.
Lebih dari sekadar laporan, LCAM adalah fondasi dalam merancang masa depan pembangunan yang lebih berkelanjutan dan rendah karbon. Dengan pelaksanaan LCAM yang baik dan dukungan teknologi seperti CarbonAtlas, Indonesia tidak hanya mampu memenuhi target NDC, tetapi juga memperkuat ketahanan nasional terhadap dampak perubahan iklim.
Jejakin’s green programs combine high-tech monitoring, biodiversity restoration, and community-led initiatives to deliver powerful, sustainable change across ecosystems.